Workshop PKG untuk Memahami Sikap Inklusi Toleran & Kesetaraan Gender (Pendidikan Inklusi) Disabil

Workshop Peningkatan Kompetensi Guru untuk Memahami Sikap Inklusi Toleran dan Kesetaraan Gender (Pendidikan Inklusi) Disabilitas
SMK Taruna Bangsa senantiasa berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman serta menghargai keberagaman. Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, sekolah menyelenggarakan Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dengan tema “Memahami Toleransi dan Kesetaraan Gender dalam Pendidikan Inklusi Disabilitas”. Workshop ini dipandu langsung oleh Ibu Bayu Sari Wulan, S.Pd, seorang pendidik yang berpengalaman dalam bidang pendidikan inklusi dan pengembangan karakter.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman para guru mengenai pentingnya toleransi, kesetaraan gender, dan penerapan prinsip inklusif dalam proses pembelajaran di sekolah. Dalam paparannya, Ibu Bayu Sari Wulan menekankan bahwa setiap peserta didik, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu. Baik siswa laki-laki maupun perempuan, maupun siswa dengan kebutuhan khusus atau disabilitas, semuanya berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil, kesempatan yang setara, serta dukungan penuh dari tenaga pendidik.
Melalui sesi diskusi, peserta workshop diajak untuk merenungkan realitas di lapangan, di mana masih sering ditemui adanya stereotip gender maupun perlakuan diskriminatif terhadap siswa berkebutuhan khusus. Ibu Bayu memberikan contoh konkret strategi pembelajaran inklusif yang bisa diterapkan, seperti diferensiasi pembelajaran, komunikasi yang empatik, penggunaan media pembelajaran yang ramah disabilitas, serta penilaian yang adil sesuai dengan kemampuan dan potensi siswa.
Selain materi, workshop juga dilengkapi dengan kegiatan simulasi dan studi kasus. Para guru dilibatkan untuk mengidentifikasi permasalahan yang kerap terjadi di kelas, lalu bersama-sama mencari solusi dengan pendekatan inklusif. Hal ini membuat suasana pelatihan menjadi interaktif, penuh antusiasme, serta memberikan pengalaman langsung kepada para peserta mengenai bagaimana prinsip kesetaraan gender dan inklusi dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar sehari-hari.
Hasil dari workshop ini terlihat nyata melalui meningkatnya kesadaran guru tentang pentingnya membangun lingkungan belajar yang aman, ramah, dan mendukung semua peserta didik. Guru diharapkan tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator dan teladan dalam menanamkan nilai-nilai toleransi, keadilan, dan penghargaan terhadap keberagaman. Dengan bekal yang diperoleh, guru SMK Taruna Bangsa diharapkan mampu merancang pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pembentukan karakter siswa yang berjiwa inklusif, menghargai perbedaan, serta memiliki sikap empati yang tinggi.
Pada akhirnya, kegiatan workshop ini menjadi langkah penting bagi SMK Taruna Bangsa dalam mewujudkan visi sebagai sekolah yang tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten di bidangnya, tetapi juga berkarakter, berbudaya, dan mampu hidup berdampingan dengan penuh rasa hormat terhadap perbedaan. Melalui pembekalan yang diberikan oleh Ibu Bayu Sari Wulan, S.Pd, diharapkan seluruh guru semakin terinspirasi untuk terus berinovasi dalam mendukung pendidikan yang inklusif, adil, dan berkeadilan gender.





