Pesan Wayang di SMK Taruna Bangsa

By Admin 23 Sep 2025, 07:27:10 WIB Literasi Sekolah
Pesan Wayang di SMK Taruna Bangsa

Gambar : Wayang


Di sebuah kota kecil berdirilah sekolah bernama SMK Taruna Bangsa. Sekolah ini terkenal bukan hanya karena prestasi siswanya, tetapi juga karena dinding megah yang dihiasi ukiran emas dan tokoh-tokoh wayang kulit.

Setiap orang yang memasuki sekolah itu pasti berhenti sejenak memandang. Ada tokoh Pandawa yang gagah, dan di sampingnya hadir Semar beserta anak-anaknya: Gareng, Petruk, dan Bagong, para punakawan yang lucu sekaligus bijak.

Konon, ukiran wayang itu bukan sekadar hiasan. Di malam hari, saat semua orang pulang dan sekolah sunyi, wayang-wayang itu hidup. Mereka keluar dari dinding, berbicara, dan menjaga sekolah.


---

Suatu malam, Semar berdiri di tengah aula sekolah. Dengan suaranya yang berat, ia berkata,
“Anak-anakku, lihatlah tempat ini. SMK Taruna Bangsa adalah rumah bagi generasi muda. Mereka datang ke sini bukan sekadar mencari ilmu, tetapi juga membentuk karakter, budi pekerti, dan keberanian.”

Gareng yang berwajah jenaka menimpali,
“Betul, Bapa. Aku sering melihat anak-anak berlatih baris-berbaris, belajar teknik mesin, komputer. Mereka giat sekali. Ada yang jatuh bangun, ada yang tertawa, ada juga yang menangis karena lelah. Tapi semangat mereka tak pernah padam.”

Petruk, dengan tubuhnya yang jangkung, melangkah maju sambil tersenyum,
“Aku suka melihat mereka bekerja sama. Seperti halnya Pandawa yang selalu bersatu melawan kesulitan. Anak-anak ini sedang menulis kisah kepahlawanan mereka sendiri di panggung kehidupan.”

Bagong, si bungsu yang polos, menepuk-nepuk perutnya sambil tertawa,
“Dan aku paling senang kalau mereka jajan di kantin! Hahaha. Tapi aku juga tahu, dalam hati mereka ada mimpi besar: ingin membanggakan orang tua, guru, dan tanah air.”

Pandawa yang berdiri gagah hanya mengangguk. Salah satu dari mereka berkata lirih,
“Setiap taruna di sini adalah pejuang. Meski berbeda jurusan dan cita-cita, tujuan mereka sama: menjadi penerus bangsa yang kuat, terampil, dan berakhlak mulia.”


---

Seiring berjalannya waktu, cerita itu menjadi legenda di kalangan siswa. Banyak yang percaya bahwa keberhasilan mereka di sekolah tidak lepas dari doa dan restu para tokoh wayang penjaga dinding itu.

Setiap kali siswa merasa lelah belajar, mereka akan berhenti sejenak menatap dinding tersebut. Dari tatapan Semar, mereka mendapat ketenangan. Dari senyum Gareng, mereka mendapat semangat. Dari tingkah Petruk dan Bagong, mereka belajar bahwa hidup harus dijalani dengan kegembiraan.

Dari Pandawa, mereka belajar arti keberanian, persatuan, dan keteguhan hati.


---

Hingga kini, dinding bergambar wayang di SMK Taruna Bangsa tidak hanya menjadi hiasan indah, tetapi juga simbol. Simbol bahwa pendidikan dan budaya harus berjalan beriringan. Simbol bahwa setiap siswa adalah tokoh utama dalam kisahnya sendiri.

Dan pesan itu selalu terngiang dalam hati mereka:
“Belajarlah dengan sungguh-sungguh, jaga budaya bangsa, dan jadilah taruna sejati yang akan membawa cahaya untuk negeri.”




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

Write a comment

Ada 1 Komentar untuk Berita Ini

View all comments

Write a comment